551. Matamu, menyiratkan kasih dalam penantian. Bibirmu, menterjemahkan rindu dalam kesepian.

552. Cintaku padamu seperti tali pusar; selalu melihatmu, pun jasad telah terkubur.

553. Cintaku seperti kulit arimu; yang pertama sakit ketika kau terluka.

554. Cinta itu seperti kentut; selalu membaui, dan mengetahui keberadaannya dengan di hirup.

555. Rinduku padamu hanya dapat diterjemahkan oleh dua hal; ciuman dan pelukan.

556. Dingin sekali malam ini, penuh udara menusuk jiwa. Tapi aku menemukan hatimu; secerah pagi sehangat senja.

557. Rindu dan waktu seperti ada kesamaan; mereka terhenti ketika aku mengecup bibirmu.

558. Sesekali, peluklah aku sebelum menciumku. Agar kau tahu, degup ini berdetak kembali ketika kau dekatku.

559. Dinamakan rindu; yg selalu dipatahkan oleh jarak & airmata penantian. Hanya waktu yg kian berubah, bukan hati kita.

560. Sajak itu berhati mulia. Ia ditujukan untuk sesuatu. Sekalipun itu; luka.

561. Aku buta, pada cemburu tua yang selalu mengais-ngais rindu. Disana ada kenangan, merintih kesakitan akan cintaku yang maha.

562. Aku mencintaimu dengan luka, sama seperti kau yang melukaiku dengan cinta.

563. Kunamakan dia rindu; yang selalu membuatku menatap bintang kian malam menanti rembulan jatuh ke pelukanku.

564. Mungkin langit terlalu lelah merindu, hingga awan pun berairmata meluka-luka; merintikkan doa dalam naungan matahari kala senja.

565. Kau nada di nadiku; bernyanyi merdu seiring notasi cinta, tetapi sumbang bila kita meluka.

566. Dan iblis pun menangis, pun mendustaimu, pun melukaimu, pun itu aku.

567. Penaka aku menjadi jenaka, ketika engkau sedang terluka; agar sirna semua airmata.

568. Secangkir teh, ku aduk dengan kenangan, manis rasanya mencecapi jejak kecupmu di bibir gelas, sungguh rindu.

569. Kemarin, ah, kemarin, lupakan saja. Sekarang aku, dan kamu, cukup itu saja, dengan cinta.

570. Apalagi yang harus kuutarakan tentang kita?, cinta, luka, dan asa telah bicara. Mungkin ciumanku yang belum terbaca olehmu.

571. Sungguh indah bila ku melihat senyummu, walau kau tak tahu tentang cintaku, untukmu.

572. MALAM menggigilkan hatiku, menterjemahkan kenangmu, mengkristalkan rindu, membungkus doa yang membatu.

573. AKU mau, mencintaimu dengan diam, memilikimu dengan angan, memelukmu dengan harapan, merindukanmu dengan malam.

574. Tak perlu kau menulis sebuah kata. Cinta. Adalah aku sang buta, hanya ciumanmu yang terbaca.

575. PANTAI kala senja, menjadi saksi cinta. Laut dan langit, dalam naungan matahari; berpelukan, meninggalkan kerinduan.

576. Sesat itu nikmat, sayang. Seperti aku yang berkelana menuju hatimu, meluka-luka demi mencari suatu kepastian. Cinta.

577. Aku hanya menanti, kala senja menghampiri. Berbisik tentang cinta, rindu, dan sebuah pelukan.

578. Jika langit berpelukan pada laut kala senja, maka aku akan berpegangan kepada langit agar tak terjatuh kala malam tiba.

579. Cukup satu senyuman saja, darimu, dan mentari kembali sinari hariku.

580. Cukup satu kecupan saja, darimu, dan aku kembali dari sesatnya rindu.

581. Cukup satu dekapan saja, darimu, dan aku terbasuh dari segala luka yang menaungiku.

582. Cukup satu sapaan saja, darimu, dan aku kembali tenang dari gemuruh notasi sendu.

583. Aku hanya ingin menangis, sedu. Ajarkan aku airmata, pelepas duka kenangan yang fana.

584. Kau adalah satu-satunya alasan, dalam kehidupanku, dan untuk apa aku hidup.

585. Kau adalah keramaian dan aku sepinya, menyatu dalam cawan kerinduan dan bibir kita saling berbisik.

586. Mungkin aku tahu, di suatu tempat kau bersembunyi, menghindariku. Aku tahu, bila kita saling tahu, maka cinta takkan pernah sirna.

587. Semua yang sepi mengisyaratkan aku, rindu. Dan semua yang ramai menggambarkan kita, berciuman.

588. Bibirmu seperti kandungan kafein; membuatku terjaga, menikmatinya dengan hangat lembut.

589. KANKER hati, semenjak kau pergi, semakin menjadi-jadi, dan hanya kau yang tahu, berapa lama usiaku.

590. Dan kasih, aku punya dua kepribadian yang berarti sangat; yang satu mencintaimu, dan satunya lagi mengikhlaskanmu.

591. Ciumanmu, membiuskan luka, melesapkan segala sakit yang maha.

592. Cinta itu, seperti pisau bermata dua; kata-katanya bisa saja melukai, atau melindungi dari yang ingin melukai.

593. Senyummu, berikan syahdu, karena Senyummu, menyala terang, seperti harapan di letupan bintang.

594. Aku menari keliling dunia, mencari sesuatu yang hilang, pun terlupa; kamu, rekan dansaku.

595. Bila nanti aku sulit untuk bernafas, kasih. Itu berarti kau yang mengambil udaraku. Hidupkan aku lagi, dengan sebuah ciuman, dari bibirmu.

596. Seseorang yang terkena serangan jantung, pasti dia mempunyai hati untuk itu. Seperti aku, setiap hari, bila tak ada kamu.

597. Kaulah yang mengajariku bernyanyi, denting cinta, dan notasi rindu. Dalam alunan merdu kita menari, bercinta, dan rindu melulu.

598. Jika berandamu penuh kebanjiran; Itu berarti doa-doaku yang telah tertampung karena terlalu merindumu, lewat hujan.

599. Airmata melarutkan segalanya, rindu yang melulu, luka yang mendera, dan cinta yang sirna.

600. Yang kurasa, selain airmata ada satu hal lagi yang membuatku lega; ciumanmu.